Senin, Maret 22, 2010

Burn Notice

Saya kira Anda mengenal karakter James Bond, agen rahasia Inggris rekaan Ian Flemming, yang selalu terlibat dalam berbagai misi yang penuh petualangan dan aksi, juga dikelilingi perempuan molek. Film tentang James Bond biasanya masuk jajaran film terlaris Hollywood. Anda juga tak asing dengan sosok McGyver, pria serbabisa yang punya banyak akal dan mampu mengatasi situasi genting cuma bermodalkan barang-barang sederhana nan rumahan. Serialnya pernah ditayangkan stasiun teve swasta tanah air. Kombinasi James Bond dan McGyver plus bumbu humor dan latar kota Miami yang eksotis tampaknya menjadi ramuan Matt Nix ketika dia menciptakan serial Burn Notice. Serial ini diputar di stasiun USA Network, stasiun yang sama dengan yang memiliki serial detektif terkemuka, Monk, mulai tahun 2007 dan saat ini sudah sampai pada musim ketiga.

Cerita dalam Burn Notice berkisar pada si tokoh utama, seorang (eks) mata-mata bernama Michael Westen (Jeffrey Donovan). Michael tengah menjalankan operasi spionase ketika dia mendapat burn notice, yaitu semacam pernyataan dari dinas atau organisasi rahasia bahwa dia tak dapat dipercaya dan diandalkan sebagai mata-mata, dengan kata lain "dibakar". Seorang agen dengan burn notice lazimnya tak punya uang, catatan karier, tidak dapat bepergian ke mana-mana dan dicampakkan di sebuah kota. Michael terpaksa berdiam di Miami, tapi dia tidak menganggur. Dengan bantuan Sam Axe (Bruce Campbell), mata-mata semi-pensiun dan Fiona Glennane (Gabrielle Anwar), mantan pacar Michael yang doyan meledakkan dan menembak sesuatu, Michael berupaya untuk kembali ke pekerjaan lamanya dan menyambung hidup dengan menerima klien yang butuh bantuannya untuk mengatasi berbagai masalah. Petualangan tiga serangkai itulah yang mewarnai setiap episode Burn Notice.

Serial ini menawarkan adegan aksi, jurus-jurus ala mata-mata, percikan romansa, serangkaian plot tentang organisasi rahasia yang di luar jangkauan (di sini saya mau tak mau teringat Prison Break) dan menyelipkan potongan drama dengan narasi orang pertama dari sudut pandang Michael. Plot utama tentang siapa dalang di balik burn notice-nya Michael dan kasus yang berbeda tiap episode cukup berimbang. Saya terutama menikmati saat-saat Michael mengeluarkan beragam trik yang dimilikinya, biasanya hal yang sederhana, tapi dampaknya besar dan tepat guna. Kemudian, saya kira Jeffrey memainkan tokoh Michael dengan meyakinkan, termasuk ketika Michael mesti menyamar menjadi macam-macam karakter. Kritik yang pernah saya dengar (dari pemirsa Indonesia) adalah Jeffrey kurang tampan untuk jadi mata-mata, tapi bagi saya, justru dia pilihan tepat. Cukup enak dipandang untuk mendapat atribusi dapat dipercaya, tidak terlalu menyolok sehingga bisa menyaru jadi siapa saja.

Satu hal yang agak mengganggu, atau kalau mau dibilang merupakan kelemahan serial ini, adalah banyak hal yang disimplifikasi alias digampangkan. Namun, mungkin itu adalah konsekuensi dari plot yang rumit mesti diejawantahkan secara sederhana. Kemudian, karena serial ini tergolong yang digerakkan oleh plot, perkembangan karakter tidak terlalu terasa (setidaknya di mata saya). Burn Notice memang boleh dibilang serial yang memotret lika-liku spionase secara ringan dan renyah, tetapi jika Anda menyukai genre aksi-petualangan, serial ini dapat menjadi pilihan tontonan yang menarik.

Tidak ada komentar: