Senin, Oktober 13, 2008

Prison Break

Serial ini termasuk kasus pertama dari sederet judul serial yang DVD-nya saya sewa lantaran ingin melihat penampilan seorang bintang tamu, iseng, penasaran atau bahkan tidak sengaja, tapi kemudian berhasil membikin saya kepincut. Prison Break di Indonesia pernah ditayangkan musim pertamanya oleh AnTV, pada jam yang tumbennya cukup masuk akal. Di AS serial ini kini tengah berjalan musim keempatnya dan tampaknya masih menjadi serial yang cukup populer.

Episode awal Prison Break dibuka dengan sosok insinyur bangunan tampan, Michael Scofield (diperani Wentworth Miller dengan sorot mata tajamnya yang kalkulatif sekaligus sensitif) yang mesti mendekam di hotel prodeo Fox River setelah upayanya merampok bank dengan berbekal pistol dicegah polisi. Di penjara, Michael bertemu dengan Lincoln Burrows (Dominic Purcell), kakak satu-satunya. Rupanya, Michael sengaja memasukkan dirinya ke dalam penjara untuk membebaskan Lincoln yang akan dieksekusi sebagai hukuman atas pembunuhan adik wapres AS yang sesungguhnya tidak dilakukannya, setelah upaya legal mengalami jalan buntu. Musim pertama serial ini sepenuhnya berkutat pada upaya Michael dkk. kabur dari penjara, dinamika kehidupan penjara dan penyelidikan untuk mengungkap lapis demi lapis fakta-fakta di balik pembunuhan tersebut yang membawa mereka sampai ke konspirasi tingkat tertinggi pemerintah Amerika. Di musim kedua fokus cerita mulai agak terpencar setelah Michael dkk. (atau dijuluki Fox River Eight) berhasil melarikan diri dan menghadapi jalan yang berlainan walau senantiasa saling bersimpangan, serta tetap meneruskan elemen misteri konspirasi yang tambah rumit. Cerita berlanjut di musim ketiga, di mana Michael sekali lagi harus dapat melarikan diri (dan seperti deja vu, tambahan penumpang lainnya) dari penjara, kali ini penjara Sona di Panama yang penjagaannya ketat luar biasa, dengan Lincoln di seberang temboknya. Kemudian di musim keempat, Michael dan Lincoln bereuni dengan alumni Fox River Eight dan Sona untuk menjalankan misi mustahil: membongkar kedok dan aksi komplotan antagonis The Company (yang ternyata biang dari segala konspirasi) demi status yang terdengar sederhana: manusia bebas.

Prison Break mungkin bukan serial paling cerdas yang pernah saya tonton. Menurut saya, makin lama serial ini kian kehilangan rasa realistis dan masih banyak lubang dalam plot yang tidak tertambal dengan baik. Seperti berkendara di jalan yang penuh bekas galian kabel, bisa dijalani, tapi terasa tak mulus. Namun, drama yang disisipkan dengan manis di sela aksi, akting para aktornya yang lumayan baik, tempo dan aksi penuh ketegangan yang disajikan dalam tiap episode cukup mampu membuat mata saya tetap memelototi layar laptop (atau teve), membangkitkan rasa berdebar dan penasaran dengan kelanjutan kisahnya. Sungguh, kalau kita serius menontonnya bisa terengah-engah (paling tidak secara mental) lantaran adegan demi adegan terus mengalir rapi dengan kisah yang bergulir cepat, dinamis dan menegangkan. Soal ketegangan ini saya sempat berpikir apakah penulis skenario Prison Break kenal dengan Raam Punjabi yang bikin sinetron Tersanjung. Apa pasal? Ya, karena adegan "nyaris-nyaris ketahuan yang berbahaya" dalam Prison Break mengingatkan saya pada Tersanjung yang menerapkan formula demikian (tapi dengan intensitas berlebihan sehingga bikin muak saja.

Tidak ada komentar: